Nikmatnya Bersama Mbak Mellisa (4) TAMAT

SARANG NAFSU



Kami kembali bertatapan dan berusaha menenangkan nafas kami. "**... huh, huh, maafin aku ya" ucapnya lirih, "ngomong apa to mbak" jawabku lalu menciumnya. Kulepas kontolku dari memeknya dan berbaring disisi kirinya. badan kami berdua penuh keringat, padahal kami baru saja mandi. Mbak Mellisa memiringkan tubuhnya menghadapku, dia usap keringat didadaku dengan tangannya , dia menatapku seperti sedang memikirkan sesuatu, melihatnya aku pun bertanya "kenapa mbak", dia hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaanku "gag ada apa apa ***", aku sempat bingung melihat sikapnya, lalu mbak Mellisa menyandarkan kepalanya di pundakku dan memelukku, tidak pernah kurasaan perasaan damai seperti ini, seakan akan aku berada di surga dengannya.

Lalu kurasakan tangannya meraba dan turun memeriksa kontolku, dengan tangan kanannya dia meremas kontolku dengan keras" masih berdiri aja punyakmu ***" kata mbak Mellisa, "he hehe he mungkin kurang dia mbak" jawabku padanya. Lalu dia berpindah diatasku dan menduduki perutku kerasakan kontolku terdorong belahan pantatnya, "aw, ketekuk mbak" keluhku yang berusaha bangkit membetulkan posisi kontolku, tapi dengan kedua tangannya mbak Mellisa mendorong pundakku mencegahku, dia angkat pinggulnya dan sambil membungkuk dia melihat posisi kontolku, bisa kulihat spermaku yang menetes keluar dari memeknya. 

Lalu dia mulai ronde kedua dengan goyangannya, dia putar putar pinggulnya diatas tubuhku, aku hanya bisa pasrah menahan ngilu pada kontolku, "aaahhh, aahhh" desahannya lirih, aku gapai kedua teteknya dengan kedua tanganku, seperti berpegangan aku meremas kedua teteknya , lalu dia rubah gerakan pinggulnya naik turun, "huhhh, huhhh, huhhh, huhhh" suara deru nafas kami bersautan, aku cubit kedua putingnya dan menariknya ke arahku , tangan mbak Mellisa yang tadi dipundakku langsung menggenggam menahan tanganku, aku sekarang bisa berganti posisi duduk ketika mbak Mellisa menggenjotku, dia rangkulkan tangannya di leherku, dan aku dengan tangan kananku menahan posisiku dan tangan kiriku meremas teteknya, "sssshhhaahh, ahhh, ahhh" mulut kecilnya mulai meracau padaku, aku lahap leher indahnya dengan mulutku sambil kubantu menggoyangkan pinggulku.

Gerakan kami berdua bersambutan memberikan sensasi nikmat yang luar biasa, kontolku kembali merasakan setiap kehangatan memek mbak Mellisa, keringat mengalir deras dari tubuhnya semakin membuatku bersemangat menggoyangnya "aaahh, ssahha, aahhsss, aahh" racaunya semakin tak jelas dia memelukku dengan erat dan menghentikan goyangannya pasrah merasakan hentakan hentakan dari kontolku,"AAAAHHHHhh***!" tubuhnya kembali berguncang hebat dan "SLRUUP; SLRUUP" cairan hangat dua kali keluar dari memeknya membasahiku mengalir di atas kasurnya.

"masak udah besar ngompol" godaku padanya, "huuh, huuh, huuh, huuuh" dia hanya mengatur nafasnya tak menjawab, ku usab keringat diwajahnya, "masih sanggup mbak" tanyaku padanya, "huuhh, huuhh, kamu yang diatas ***" jawabnya terengah engah kami pun pindah posisi, aku sebetulnya kasihan melihat mbak Mellisa yang begitu lelah tapi karena tangannya masih meraih kontolku dan menuntunnya kememeknya semua rasa kasihanku berubah menjadi nafsu, BLLLESSS sekali lagi kontolku memenuhi memek mbak Mellisa, sebelum kumulai aku bertanya padanya "mbak udah siap". 

Dia meraih kepalaku mengajakku berciuman, dan kumulai gerakan pinggulku dengan kecepatan tinggi "mmmmbb aaahh, aahh, aahh, ah" suara mbak Mellisa setelah melepas ciumanku, aku terus menggenjot lubang memeknya dengan cepat " aahh, ahh, ahh" semakin menggila karena desahan mbak Mellisa, "ssshh cee,,,ppeet ***" racau mbak Mellisa sambil memeluk tubuhku dengan erat, semakin cepat gerakan kontolku menghajar memeknya dan "ssshhhhaaa ber....hhhhenti ***!" terikan kecil mbak Mellisa dibarengi tubuhnya yang bergetar saat memelukku, tapi tak kuhiraukan ucapan dia dengan terus menggenjot memeknya, remasan memek mbak Mellisa ketika orgasm menambah kenikmatan ketika ku genjot dia "PYAK, PYAK, PYAK, PYAK" cairan memek mbak Mellisa  menimbulkan bunyi ketika kontolku bergerak naik turun di memeknya "tahan ya mbak, bentar lagi punyakku juga hampir" ucapku padanya.

Dia hanya diam tak melepas pelukannya, tak lama kemudian "ssss aah, aah, aah" desah dia sambil melepas pelukannya padaku, kulihat dia memejamkan mata pasrah kepadaku, aku terus menggenjot dia sekuat tenaga "ssshhh cepet *** aku udah hampir" aku gigit dan hisap lehernya sambil terus memompa kontolku,, "

******* aku kelluu,,,wwaarrhh" gerakanku menjadi tak teratur merasakan kenikmatan yang tidak bisa kutahan lagi "mbakk aku jugaaa" CRRROOT CRROT" kembali kontolku memuntahkan seperma di memeknya, kurasakan denyutan kontolku didalam kehangatan memek mbak Mellisa.

"hhaaahhh" nafas panjangku merasakan kepuasan lahir dan batin, kulihat sesekali tubuh mbak Mellisa bergetar sedikit merasakan kenikmatan yang ku berikan, dia masih kesulitan mengatur nafasnya, matanya terpejam merasakan sisa sisa orgasmnya. "mbak, aku sayang sama mbak" ucapku sambil mencabut kontolku yang mulai lemas dari dalam memek mbak Mellisa. Lemas sekali rasanya lututku, langsung rebah aku disamping mbak Mellisa, aku memeluk dan menciumnya, tapi segera dia mendorongku karena masih susah mengatur nafasnya, aku hanya melihat dia disampingku, tak lama kemudian mbak Mellisa yang memelukku dan menjadikanku seperti gulingnya "emang enak dipeluk gini, berat tau" ucap dia, aku membelai belai rambutnya sampai kami berdua tertidur.

Keesokan harinya sekitar jam 10 aku dibangunkan mbak Mellisa yang sudah berdandan rapi "***, bangun, anterin aku keterminal" , "terminal? Ngapain mbak?" tanyaku sambil mengusap mataku, "aku tadi ditelfon sama ibuku dikampung, suruh pulang ada urusan penting katanya" jawab mbak Mellisa, aku melihat ransel dan kardus berisi pakaian pakaiannya, "la mbak balik kesini kan mbak?" tanyaku kuatir, " halah paling 2-3hari ***, lagian barang barangku gag semua kubawa kan" jawabnya, masih belum mengerti kenapa dia buru buru sekali, dia menarik lenganku "ayo cepet mandi...". Aku pun beranjak dari tempat tidur dan kupakai handukku, sambil membuka pintu kamar aku kembali menggoda mbak Mellisa "mbak bagaimana yang tadi malam?" dia tersenyum dan "sudah, jangan inget inget yang ga penting, cepat mandi sana" sambil mendorong punggungku dan tangan kanannya mencubit pingggangku.

Di depan kamar kulihat ada mbak kiki sedang menyapu ruang tamu, aku hentikan candaanku bersama mbak Mellisa dan langsung pergi ke kamar mandi, sempat kulihat mereka mengobrol serius di sana.

Singkatnya aku mandi dan mengantarkan mbak Mellisa ke terminal bung*r@s1h, kami sengaja tidak masuk terminal dan menunggu di warung dekat pintu keluar terminal untuk menghindari calo dan antrian bus, entah mengapa selama perjalanan dari kontrakan dia menggenggam tanganku terus, aku sempat menjadi GR dan mengira dia sudah jatuh cinta padaku, "mbak aku tu sebenarnya suka sama...." belum sempat kuteruskan ucapanku mbak nani memotong "***, kamu itu bisa mencari cewek yang lebih baek dari aku, lagian kamu tu masih kecil buatku","tapi mbak!","udah itu busku sudah dateng" ucap mbak Mellisa sembari menunjuk bus yang menuju kesini. 

Aku bantu mbak Mellisa membawa barang bawaannya dan mencarikan tempat duduk untuknya, aku pun lekas turun karena busnya memang mau berangkat, dia tersenyum padaku melalui kaca bus, aku hanya bisa melambai tangan ketika busnya perlahan berangkat "hati hati dijalan mbak" teriakku yang entah bisa didengar atau tidak olehnya, dia melambaikan tangannya dan....
Menangis... 

"HHOOEE PIIRRR, SOPIIIRRR BERHENTI HOOOE, JANCOK BERHEENTIIII!, " teriakku sambil berlari berusaha menghentikan bus yang terus melaju meninggalkanku.

Langsung ku ambil hp dan menelfon mbak Mellisa. Panggilanku tak dijawab olehnya, kucoba lagi, dan entah berapa kali aku mencoba akhirnya dia angkat telfonku. Aku menanyakan bagaimana keadaannya, dia menjawab baik baik saja, sepanjang pembicaraan di hp dia lebih banyak menceritakan tentang hubungannya dengan mbak kiki, dia menyuruhku ramah padanya (selama aku tinggal bersama mbak Mellisa, hampir tidak pernah bertegur sapa dengan mbal kiki, karena dia kuanggap judes dan galak), nurut padanya,

pokoknya mbak Mellisa bilang nbak kiki itu orangnya baik " baik baik kamu disana ***, makan yang teratur, kamu tenang saja aku akan cepat kembali kesini kok. Sudah dulu ya ada tukang tiket ni .... Tutt tuuutt" suara terakhir mbak Mellisa yang masih ku ingat sampai sekarang.

Waktu berjalan hari demi hari aku menunggu kabar dari mbak Mellisa, seminggu berlalu aku mencoba menghubungi mbak Mellisa lewat hp, tapi nihil nomernya sudah tidak aktif. Aku coba mencari kabar dari teman teman sepabrik tapi tak ada satupun dari mereka yang tahu keadaan mbak Mellisa, termasuk mbak kiki, setiap kali kutanya tentang mbak Mellisa dia selalu menjawab dengan kata tidak tahu. Aku sangat depresi saat itu, dan kurasakan waktu berjalan begitu lambat karena memikirkan mbak Mellisa.

Satu bulan berlalu dan semakin aku putus asa dilanda kesepian yang mendera, apalagi sudah beberapa hari mbak kiki dan pacarnya tidak ada dirumah, aku lebih sering menghabiskan waktu diluar ketika sedang tidak bekerja.

Dan suatu hari di warung nasi langgananku.
"***, kamu disini?" suara mbak kiki yang menghampiriku yang sedang makan, "mbak, kapan datang?" jawabku sambil makan, dia melanjutkan "aku mencarimu karena kemarin aku dari rumah Mellisa", "mmbbbhhh, mbak Mellisa!" jawabku yang kesulitan menelan nasi yang kumakan, "iya, kemarin aku menghadiri pernikahan Mellisa dan arif" jawabnya enteng, "MBBGGHHUKK, UGGHUK, UGGHUK," aku tersedak mendengarnya, "me..menikah mbak?" lanjut tanyaku yang mencari air minum, "iya Mellisa nikah, dan dia juga bilang gag akan balik kesini ***", aku terdiam mendengarnya lalu mengambil gelas berisi air putih untuk kuminum, "ada satu hal lagi yang sebenarnya dilarang oleh Mellisa untuk kuberitahukan padamu", aku hanya menaikkan alis menjawab ucapannya karena aku sedang minum, dan ucap mbak kiki 
"Mellisa hamil 3 bulan"

MBBBBLLLUUEEEERRRRRRRRRRR!.... UGGGGHHUUKKK UGGGHHUUKK....


TAMAT.
Nikmatnya Bersama Mbak Mellisa (4) TAMAT Nikmatnya Bersama Mbak Mellisa (4) TAMAT Reviewed by Unknown on 18.39 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Recent In Internet

Diberdayakan oleh Blogger.