Nikmatnya Bersama Mbak Mellisa (2)

SARANG NAFSU



Ke esok harinya...

" huuaaah sudah pagi ya " kulihat mbak Mellisa masih tertidur pulas disampingku, dan entah mengapa tadi malam kami berdua tidur sangat nyenyak sekali. Sekali lagi kuperhatikan mbak Mellisa yang tengah tidur tanpa sehelai benang yang menutupi tubuh indahnya, hampir ku tak percaya bahwa kemarin aku telah bisa menikmati tubuh indah dihadapanku ini, bahkan dia begitu cantik ketika tertidur, seperti dihipnotis aku tak bisa memalingkan wajahku darinya, kulitnya yang bersih, paras rupawan, dan payudaranya yang sempurna, bahkan aroma tubuhnya pun terasa harum di hidungku, "hehe aku jatuh cinta apa ya" pikirku dalam hati.

Lalu teringat bahwa sekarang sudah waktunya aku berangkat bekerja, aku mencari hpku di antara sprei yang berantakan, dan kulihat hpku terselip disamping kasur bersama kolorku yang semalam sempat aku pakai, aku terkejut melihat jam di hpku, " jam 08:43!, mbak bangun udah kesiangan ini" belum sempat aku berdiri mbak Mellisa meraih tanganku "sekali kali bolos gak masalah ***" ucap dia sambari menarik tanganku, aku pun kembali berbaring disampingnya dan tangannya langsung memeluk tubuhku, dan tanpa sadar teteknya yang imut menekan lengan kananku, kaki kirinya dia pindahkan ke atas pahaku, kudapat merasakan bulu halus memeknya menggesek pahaku yang membuat libidoku memuncak. Tapi belum apa apa mbak Mellisa memanggilku"***", "iya mbak" jawabku dengan pelan, "mandi sana" jawabnya singkat. "......., kukira mau ngajak lagi" dalam hatiku. Aku pun menuruti perkataan mbak Mellisa dan segera mandi. Setelah mandi kuputuskan untuk membeli sarapan untuk kami berdua, aku pun memakai baju dan mengambil dompet ditasku, "mau kemana ***?" tanya mbak Mellisa kepadaku, "mau beli sarapan mbak", sembari bangun mbak Mellisa bilang "titip buatku juga ***, itu uangnya ambil di lemari bawah", " sudah pake uangku saja" jawabku singkat sambil pergi keluar kamar.

Dijalan aku terus berfikir tentang perasaanku, "kenapa tiba tiba aku jadi suka sama mbak Mellisa, ya memang mbak Mellisa itu cantik tapi selama ini dia sudah kuanggap seperti kakakku saja kan. Terus mbak Mellisa apa memendam perasaan yang sama kepadaku ya?, lalu kenapa dia tadi malam mau kuajak ngentot ya? Perasaannya kepadaku seperti apa?" pertanyaan pertanyaan seperti itu terus terngiang di dalam fikiranku sampai aku tiba di warung langganan dekat pasar, Aku memesan nasi pecel dua bungkus lengkap dengan rempeyek kacang kesukaanku, setelah menunggu beberapa saat pesananku telah siap dan langsung kubayar. Segera aku ingin cepat kembali ke kontrakan menemui mbak Mellisa, "apa dia juga suka sama aku, kalau dia jadian sama aku, bisa iri semua teman satu kampungku, baiklah, apapun yang terjadi habis ini mbak Mellisa langsung ku tembak!". Ucapku di dalam hati sambil menambah kecepatan langkahku.

Sesampainya dikontrakan mbak Mellisa sedang menyapu ruang tamu, kulihat rambutnya terurai basah menandakan dia baru saja mandi, "ayo mbak sarapan" ajakku padanya, "beli apa ***" tanya mbak Mellisa sambil menaruh sapunya, "pecel mbak" jawabku sambil menaruh bungkusan nasi pecel di meja. Aku pun pergi kedapur untuk mengambil piring dan sendok. Kamipun memulai sarapan berdua ......

[3menit] hening.

[10menit] masih hening.

Entah mengapa suasana sarapan pada waktu itu sangat sunyi, tak ada satu kata pun keluar dari mulut kami berdua. Bahkan nyaliku untuk menembak mbak Mellisa lenyap seketika.

"ngomong gak ya, ngomong gak ya" dalam hatiku sambil melirik mbak Mellisa yang menunduk menyantap sarapannya. Ketika aku sedang bimbang tak mempunyai keberanian untuk menyatakan cinta, mbak Mellisa mengawali pembicaraan "***, soal tadi malam", "BBLLUURRRRRR, UGGHUUK, UGGHUUK!" tersedak aku mendengar ucapannya, " maaf mbak, maaf UGGHUK" lanjutku sembari mengambil minum. Mbak Mellisa menaruh sarapannya dimeja menandakan keseriusannya tentang apa yang ingin dia bicarakan denganku, melihat itu aku pun melakukan hal yang sama dan menunjukkan perhatianku padanya, lalu mbak Mellisa mengambil tissue mengelap bibirku sambil meneruskan ucapannya "***, mengenai yang terjadi semalam, aku minta hal ini jadi rahasia kita saja, dan anggap saja itu kecelakaan yang tidak kita berdua harapkan".

Terkejut, kecewa perasaanku campur aduk pada saat itu "tapi mbak! Aku se...", "aku belum benar benar putus dengan pacarku" potong mbak Mellisa. " aku berpacaran dengannya sudah hampir setahun, aku sangat menyayangi dan mempercayainya, dia mengambil keperawananku tepat sebelum kuputuskan dia, aku marah yang benar benar marah, kecewa dan hampir tidak percaya dia memaksaku melakukannya, tapi aku sadar bahwa aku salah ketika dia memutuskan pulang ke k3d1ri meninggalkanku", aku terdiam tak bisa berkata mendengar kisahnya lalu mbak Mellisa meneruskan "maafkan aku membuatmu jadi pelampiasanku yang sangat merindukan mas arif, aku tak pernah berfikir akan sejauh ini keadaannya" lalu dia beranjak pergi kedapur untuk mengembalikan piring. Masih tertegun diriku mencoba mengingat dan mengolah setiap kata yang dia ucapkan barusan. "setahun, huh! Hanya pria bodoh yang membiarkan santapan lezat seperti mbak Mellisa meskipun cuma sebulan. Sulit dipercaya" bathinku yang masih bingung harus berbuat apa.

Nikmatnya Bersama Mbak Mellisa (2) Nikmatnya Bersama Mbak Mellisa (2) Reviewed by Unknown on 18.54 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Recent In Internet

Diberdayakan oleh Blogger.