Satu Lawan Dua yang Menggairahkan
SARANG NAFSU
Suatu hari di satu cafe aku bertemu dengan 2 orang abg yabg montok banget. Aninda dan Anggi. Aninda saat itu memakai halter neck ketat dan rok mini, sehingga toketnya yang besar makin membusung. Anggi memakai kaos ketat dengan belahan yang rendah sehingga toketnya yang juga besar mengintip keluar, dan celanggi ketat. Beberapa pria tampak melihat dengan bernafsu kepada kami. Kutraktir Aninda dan Anggi makan, setelah itu aku mengajak jalan. "Wow.., mobilnya keren banget oom. Sama kaya orangnya" kata Aninda setelah kami sampai di mobilnya. Anindapun duduk di nyarsi depan disebelahnya, sedang Anggi duduk di bangnya belakang. Tak lama kamipun meluncur meninggalkan cafe tersebut. Kuelus2 paha mulus Aninda yang tersingkap karena rok mininya naik ke atas. Sesekali kulirik lewat kaca spion ke Anggi yang sedang duduk dibelakang. Anggi tau bahwa aku memperhatikannya, dia hanya tersenyum tersipu. Aninda minta dibelikan pakaian, dan itu aku OK saja . Anggi pun kebagian juga kubelikan celanggi jeans.
Selesai belanja kuajak mereka santai di apartment. Aninda meng OK kan saja ajakanku. Tak lama kami sudah sampai di apartment. Kita turun ke basement, parkir mobil dan menuju lift. Aku langsung memijit lantai apartment dan lift meluncur ke atas. Apartmentnya type studio sehingga hanya ada satu ruang yang multi fungsi, kamar mandi dan pantri yang merangkap dapur. Aku merebahkan diri di ranjang. Anggi duduk di kursi di pojok ruang. Sementara Aninda pergi ke kamar mandi. Ketika muncul kembali, Aninda hanya berbalut handuk kemudian ikut rebahan diranjang bersamaku. Kulingkarkan tanganku pada pundak Aninda dan mengelus-elus nya. Tak lama aku mulai menciumi bibir Aninda sambil meraba-raba toket Aninda. "An.. Sini donk.." ajak Aninda. Anggi masih duduk termanggu saja di kursi melihat semua ini. Aninda pun menciumku penuh napsu. Kubuka belitan handuk sehingga Aninda langsung bertelanjang bulat. Langsung kuciumi dan kujilatii toket Aninda dengan rakus. Kuhisap hisap pentil Aninda. Anggi yang mulai terangsang melihat Aninda sedang kugumuli. Jariku meraba bibir no nok Aninda yang dipenuhi dengan jembut yang lebat. Anindapun melenguh nikmat ketika jariku menemukan i tilnya. Sementara itu, toket Aninda masih terus kujilati dan kuemut pentilnya. Aninda yang sudah sangat bernafsu kemudian berbalik menindih tubuhku. Dengan cepat dia melucuti kancing kemejaku. Dihisapnya pentilku, sementara tangannya melucuti celanggiku. "Aninda buka dulu ya oom" katanya sambil bangkit duduk dan membuka seluruh pakaianku.
Aku tinggal berCD, dan tampak kon tolku mencuat keluar tak mampu tertampung didalam CD. "An.. Sini deh.. kon tol si oom gede banget, panjang lagi" kata Aninda sambil mengelus-elus kon tolku dari balik CDku. Anindapun kemudian membuka CD ku, dan kon tolku yang sudah ngaceng keras tampak berdiri tegak dihadapannya. "Gila.. Gede banget.. Bikin Aninda nafsu.." kata Aninda sambil menundukkan kepalanya mulai menjilati dan kemudian mengulum kon tolku. Anggi sudah terangsang melihat adegan ini dan nyaraba-raba toketnya sendiri. "An.. Bantuin gue dong.." kata Aninda sambil terus menghisap kon tolku sementara aku mengelus- elus rambut Aninda yang panjang itu. Kadang tanganku berpindah ke toket Aninda yang sekal dan mempermainkan pentilnya. "Nggi.. Enak banget Nggi.." desahku, Aninda terus menjilati kon tolku. Anggi sudah tak bisa lagi menahan nafsunya melihat Aninda sedang mengulum kon tolku. Anggi bangkit dari kursi dan berjalan kearah ranjang. Anggi merebahkan badannya di sampingku. Langsung kurengkuh wajahnya dan kuciumi dengan penuh napsu. Tangankupun bergerilya membuka halter neck ketatnya. Kemudian dengan gemas kuremas toketnya. "Iih oom.. Udah nggak sabar pengin nyusu ya?" godanya. Aku tak menghiraukan perkataannya, langsung kuangkat cup BHnya yang kekecilan untuk menampung toketnya yang besar. Kuhisap pentilnya dengan gemas. "Ahh.. Ahh" erangnya ketika pentilnya yang telah mengeras kujilati dan kuhisap. "Enak oom.. Ahh" erangnya. "Emut pentilnya oom.." pintanya. Erangannya semakin menjadi. "Sstt.. Hah.. Sstt.. Hah " Anggi kembali mendesis. Sementara itu Aninda masih sibuk menjilati dan mengulum kon tolku. Terkadang dihisapnya juga biji pelerku. Sementara itu tangannya tampak sibuk meremas-remas toketnya sendiri. Setelah aku puas menikmati toketnya, Anggi kudorong sedikit ke arah selangkanganku. "Nih An." kata Aninda sambil mengeluarkan kon tolku dari mulutnya. Dipegangnya batang kon tolku, Anggi gemas melihatnya."Ih.. oom, gede banget..". "Memang kamu belum pernah liat yang besar begini?" "Belum oom.. Punya cowok Anggi nggak sebesar ini." jawabnya. "Arghh.. Enak An." erangku ketika Anggi mulai mengulum kepala kon tolku. Dijilatinya lubang kencingku dan kemudian dikulumnya kon tolku dengan bernafsu. Sementara itu batang kon tolku dikocoknya sambil sesekali diremas perlahan biji pelernya. Aku keenakan ketika Anggi mengeluar masukkan kon tolku dengan mulutnya. Aku mengusap-usap rambutnya dengan gemas. Ruangan segera dipenuhi oleh eranganku. Saat Anggi menghisap kon tolnya, kepalanya maju mundur, toketnya pun bergoyang. Dengan gemas kuremas toketnya. "An.., jepit pakai toketmu" pintaku. Anggi langsung meletakkan kon tolku di belahan toketnya, dan kemudian aku mengenjot kon tolku diantara toketnya. "Enak banget sshh.." Aku seperti tak kuasa menahan rasa nikmat itu. Setelah beberapa lama, aku menyodorkan kembali kon tolku ke mulutnya. Anggi menyambutnya dengan penuh nafsu. Setelah beberapa lama, diberikannya kembali kon tolku pada Aninda. Dengan sigap, Anindapun kembali menghisapi kon tol ku lagi. Demikian berlangsung terus menerus. Secara bergantian Anggi dan Aninda menghisap kon tolku.
Anggi kemudian berdiri dan melepas sisa pakaiannya. Aku terbelalak melihat no noknya yang juga berjembut cukup lebat. Anggi menaiki tubuhku dan mengarahkan kon tolku ke no noknya. Anggi menurunkan tubuhnya dan kon tolku mulai menerobos no noknya yang sempit. "Ooh.. Besar banget nih kon tolnya oom.. Ahh.." desahnya ketika kon tolku telah berhasil memasuki no nok nya. "Tapi enak khan.." tanya Aninda menggoda "Iya sih.. Aduh.. Oh.. Sstt..Hah.. Hah.." erangnya lagi ketika Aku mulai menggenjot no noknya. Tanganku memegang pinggangnya sambil terus mengenjot no noknya. Sementara Aninda berpindah kesampingku dan menyodorkan toketnya ke mulutku. Aku segera menjilati toket Aninda. "Oom.. Gimanggi oom.. Enak khan ngen totin Anggi?" tanya Aninda menggoda. Anggi masih meliuk-liukan tubuhnya. Aku pun terus menggenjot no noknya dari bawah, sambil sesekali tanganku meremas toketnya yang berayun-ayun menggemaskan. Setelah bosan dengan posisi itu, aku membalikkan tubuhnya sehingga aku berada diatas. Kugenjot kon tolku keluar masuk no noknya sambil menciumi wajahnya. "Ehmm.. Sstt.. oom.. Enak.. Ohh. kon tol oom gede banget, no nok Anggi sampe sesek rasanya oom, gesekan kon tol oom terasa banget di no nok Anggi. Mau deh Anggi dien tot oom tiap malam," Anggi melenguh keenakkan. "Ayo isap pentil oom" perintahku. Anggipun kemudian menghisap pentilnya sementara aku terus menggenjot no noknya. Tak lama tubuhnya mengejang, dan Anggi mengerang dan menggelinjang ketika nyampe. Terasa no noknya berkedut2. "An, enak banget, kon tol oom seperti sedang diemut, nikmat banget rasanya, luar biasa empotan no nok kamu".
Karena masih ada Aninda yang harus digarap, Aku menarik kon tolku dari no noknya, dan aku segera menciumi Aninda yang berada di sebelahku. Aninda kusuruh menungging membelakangiku. Dengan gaya doggy style Aku mengen toti Aninda dari belakang. "Aduh.. oom.. kuat banget.. Ohh.." erang Aninda ketika kuenjot no noknya. Anggi lemas berbaring di ranjang menyaksikan Aku ngen tot dengan Aninda. "Gila.. no nokmu enak banget Nggi.." kataku. Tanganku memegang pinggul Aninda, terkadang meremas pantatnya yang membulat. Aninda pun menjerit nikmat. Toketnya pun tampak bergoyang-goyang menggemaskan. Bosan dengan posisi ini, Aku kemudian duduk di kursi. Aninda lalu duduk membelakangiku dan mengarahkan kon tolku ke dalam no noknya. Kusibakkan rambutnya yang panjang dan menciumi leher Aninda. Sementara itu tubuh Aninda bergerak naik turun. Tanganku sibuk meremas toketnya. "Ahh.. Ahh.. Ahh.." erang Aninda seirama dengan goyangan badannya diatas tubuhku. Terkadang erangan itu terhenti saat kusodorkan jemariku untuk dihisap Aninda. Beberapa saat kemudian, kuhentikan goyangan badannya dan kucondongkan tubuh Aninda agak ke belakang, sehingga dapat menghisap toketnya. Dengan gemas kulahap bukit kembarnya dan sesekali pentil Aninda kujilati. Erangan Aninda semakin keras terdengar, membuat Anggi menjadi kembali bernapsu. Setelah Aku selesai menikmati toket ranumnya, kembali Aninda mengenjot tubuhnya naik turun dengan liar. Binal banget kelihatannya. Cukup lama aku menikmati perngen totan dengan Aninda di atas kursi. Lalu aku berdiri, dan kembali berciuman dengan Aninda. sambil dengan gemas meremas dan menghisap toket Aninda. Aku ingin segera menuntaskan permainan ini. Lalu kurebahkan Aninda di atas ranjang. Aku kemudian mengarahkan kon tolku kembali ke dalam no nok Aninda. "Ahh.." erang Aninda kembali ketika kon tolku kembali menyesaki no noknya. Langsung Aninda kuenjot dengan ganggis. Erangan nikmat mereka berdua memenuhi ruangan itu, ditambah dengan bunyi derit ranjang menambah panggis suasanggi. Kulihat Aninda menggelengkan kepalanya ke kanggin kekiri menahan nikmat. Tangannya meremas-remas sprei ranjang. "Oom.. Aninda hampir sampai oom.. Terus.. Ahh.. Ahh" jeritnya sambil tubuhnya mengejang dalam dekapanku. Tampak dia telah nyampe. Aku menghentikan enjotanku sebentar, dan Aninda pun kemudian lunglai di atas ranjang. Kulihat butir keringat mengalir di wajah Aninda. Toketnya naik turun seirama dengan helaan nafasnya. Aku kembali menggemasi toket Aninda dengan bernafsu. Aku mulai lagi mengenjot no nok Aninda sambil sesekali meremas toketnya yang bergoyang seirama enjotanku. Aku terus mengenjotkan kon tolku keluar masuk no nok Aninda sampai akhirnya ngecretlah pejuku di dalam no nok Aninda. Aninda terkapar karena kenikmatan dan lemas.
Aku menghampiri Anggi yang masih terkapar di ranjang. Aku mulai menciuminya sambil mengusap-usap paha Anggi, dan kemudian mengilik no noknya dengan jemariku. "Ehmm.." erangnya saat i tilnya kuusap-usap dengan gemas. Erangannya terhenti Aku menciumnya dengan penuh napsu. Tanganku meremas2 toketnya yang besar menantang. "Oom kuat banget sih , baru ngecret dengan Aninda sudah mau ngen tot lagi dengan Anggi" ucapnya lirih. "Iya habis oom pengen diempot no nok kamu sampe ngecret. Tadi kan belum ngecret, itu juga udah nikmat banget rasanya. Apalagi kalo sampe ngecret" bisikku. Desahnya kembali terdengar ketika lidahku mulai menari di atas pentilnya yang sudah menonjol keras. Kuhisap dengan gemas gunung kembar nya hingga membuat tubuhnya menggelinjang nikmat. "Gantian dong An" bisikku ketika aku sudah puas menikmati toketnya yang ranum. Kami pun kembali berciuman sementara tangannya meremas kon tolku yang mulai membengkak. Anggi pun kemudian mendekatkan wajahnya ke kon tolku, dan mulutnya mulai mengulum kon tolku. Sambil menghisap kon tolku, Anggi mengocok perlahan batangnya, membuatku tak tahan untuk menahan erangan nikmatnya. "Ihh... Aninda juga pengen dong..", kata Aninda sambil menggeser ke arahku. "Ya ayo" kataku sambil mengelus-elus rambut Anggi yang masih menghisap kon tolnya. Aninda pun langsung kuciumi. Lidah kami saling bertaut, sementara Anggi masih sibuk menikmati kon tolku. Setelah puas berciuman, aku mencabut kon tolku dari mulutnya. "Ayo Nggi" kata ku sambil sedikit menekan kepala Aninda agar mendekat ke kon tolku. "Iya.." kata Aninda sambil dengan imutnya menyibakkan rambut yang menutupi telinganya. "Ahh.. Yes.." desahku saat Aninda memasukkan kon tolku ke dalam mulutnya. Aninda menghisap kon tolku seperti anggik kecil sedang memakan permen lolipop. Nikmat sekali rasanya. Cukup lama juga Aninda menikmati kon tolku. Sementara itu Anggi kembali menyodorkan toketnya ke Aku. Setelah beberapa lama menghisap toketnya, aku kemudian mendekatkan wajahnya ke arah kon tolku lagi. Dia mencium biji pelerku, sementara Aninda masih sibuk mengulum kon tolku. "Nih gantian An.." katanya sambil menyorongkan kon tolku ke Anggi yang berada di dekatnya. Anggi pun dengan sigap kembali mengemut kon tolku. Sementara itu, kali ini gantian Aninda yang menjilati dan menciumi biji pelerku. Aku mengelus-elus kepala Anggi dan Aninda yang sedang mengemut kon tolku.
Aku sudah ingin ngen tot lagi dengan Anggi. Anggi kusuruh duduk membelakangiku di pangkuanku. Dia mengarahkan kon tolku kedalam no noknya. "Ah.." desahnya ketika kon tolku kembali menyesaki no noknya. Anggi kemudian menaik-turunkan tubuhnya di atas pangkuanku. Aninda pun tak tinggal diam, aku diciuminya ketika Anggi sedang mengenjot kon tolku dalam jepitan no noknya. Sambil menciumi Aninda, tanganku memainkan i tilnya. "Ah.. Terus oom.. Anggi mau nyampe.." desahnya. Semakin cepat Aku mengusap i tilnya, sedangkan tubuhnya pun semakin cepat menggenjot kon tolku. "Ahh.." erangnya nikmat saat Anggi nyampe. Tubuhnya mengejang dan kemudian ternyalai lemas diatas pangkuanku. Kembali terasa no noknya berkedut2 dengan keras. Setelah reda kedutan no noknya, kon tolku kucabut dari no noknya, masih ngaceng keras dan berlumuran cairan no nok nya. Anggi kutelentangkan dan segera Aku menaiki tubuhnya. Paha Anggi sudah mengangkang lebar. Aku tidak langsung memasukkan kon tolku kedalam no noknya, tetapi kugesek-gesekkan dahulu di sekitar bibir no noknya hingga menyentuh i tilnya. "Oom.. Aduuhh.. Aduuhh oom! Sshh.. Mmppffhh.. Ayo oom.. Masukin aja.. Nggak tahann.." Anggi menjerit-jerit tanpa malu. "Udah nggak tahan ya.. An, cepat banget sudah napsu lagi.." jawabku. Tiba-tiba aku langsung menekan sekuat tenaga. Anggi sama sekali tak menyangka akan hal itu, sehingga kon tolku langsung melesak ke dalam no noknya. kon tolku kembali menyesaki no noknya yang sempit itu. Aku mulai mengenjotkan kon tolku naik turun dengan teratur sehingga menggesek seluruh lubang no noknya. Anggi turut mengimbanginya, pinggulnya berputar penuh irama. Bergerak patah- patah, kemudian berputar lagi. Efeknya luar biasa, kedutan no noknya kembali terasa. "An, nikmat banget deh empotan no nok kamu", kataku terengah. Anggi semakin bergairah, pinggulnya terus bergoyang tanpa henti sambil mengedut-ngedutkan otot no noknya. "Akkhh.. An..Eennaakkhh.., hebaathh.. Uugghh.." erangku berulang-ulang. Aku semakin kuat meremas2 dan memilin2 pentilnya dan bibirku terus menyapu seluruh wajahnya hingga ke leher, sambil semakin mempercepat irama enjotanku. Anggi berusaha mengimbangi keluar masuknya kon tolku didalam no noknya dengan goyangan pantatnya.
Aku berusaha keras untuk bertahan, agar tidak ngecret sebelum Anggi nyampe lagi. kon tolku terus mengaduk2 no noknya semakin cepat lagi. no noknya terasa makin berkedut, kedua ujung pentilnya semakin keras, mencuat berdiri tegak. Langsung pentilnya kusedot kuat2 kemudian kujilati dengan penuh nafsu. "Oom..! Lebih cepat lagi doonng..!" teriaknya sambil menekan pantatnya kuat2 agar kon tolku lebih masuk ke no noknya. Beberapa detik kemudian tubuhnya bergetar hebat, diiringi dengan cairan hangat menyembur dari no noknya. Bersamaan dengan itu, tubuhku pun bergetar keras yang diiringi semprotan pejuku ke dalam no noknya. Anggi pun mengerang tertahan. Anggi langsung memeluk tubuhnya erat-erat, dengan penuh perasaan Aku membalas pelukannya sambil merasakan kenikmatan yang luar biasa. Kakinya melingkar di sekitar pinggangku, sementara bibirku terus menghujani sekujur wajah dan lehernya dengan ciuman. Anggi masih bisa merasakan kedutan no noknya. Setelah beristirahat sejenak, kami segera membersihkan diri dengan di kamar mandi. Anggi dan Aninda belum pernah merasakan sedemikian nikmatnya dien tot lelaki dan Aku juga puas banget ngen tot dengan mereka.
Satu Lawan Dua yang Menggairahkan
Reviewed by Unknown
on
18.04
Rating:

Tidak ada komentar: